This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 21 Juni 2020

Mengukur Kekuatan Tulisan



Beberapa waktu paling akhir ini, menyengaja saya tidak tinggalkan jejak atau memberikan pilihan pada artikel beberapa Kompasianers yang sudah saya baca. Bukan dengan maksud tidak mau mengucapkan terima kasih atas informasi yang diberi atau sebatas menghargai dari tulisan itu, tapi saya ingin menghitung kemampuan tulisan saya sendiri.

Berdasar pengalaman serta penilaian saya, makin saya seringkali berkunjung ke serta tinggalkan jejak pada artikel K-ers lainnya, makin banyak pula artikel saya didatangi. Saya tidak GR kan? Hehe.

Entahlah sebab judulnya yang menarik, topiknya yang bagus, termasuk juga artikel pilihan atau cuma untuk balas budi atas kedatangan saya di artikel lain. Untuk itu saya coba menghitung tulisan saya sendiri dengan tidak tinggalkan jejak beberapa waktu paling akhir. Pun tidak bagikan link pada grup yang saya turuti.

Buat saya pribadi atau ada Kompasianers lain, mendapatkan merek biru itu "sesuatuh". Dengan merek itu tulisan kita dapat tampil di account Facebook, IG atau Twitter Kompasiana.

Dalam kata lain, merek itu akan bawa tulisan kita pada pembaca yang semakin banyak lagi. Bila mencuplik dari arti Bu Lusy Mariana Pasaribu, karena itu tulisan kita itu "laris".

Entahlah berapakah nanti yang akan membaca, yang pasti bila merek biru telah melekat, besar keinginan tulisan kita akan dibaca semakin banyak lagi. Walau bukan agunan, sich.

Dengan fakta itu, saya ingin menghitung kemampuan tulisan saya sejauh mana sampai hingga pada pembaca. Apa tulisan saya telah sesuai beberapa teori menulis yang sempat saya baca? Atau memang banyak yang berminat?

Sejauh pengetahuan saya, satu tulisan itu akan disenangi bila:

Memahami Jenis Ayam Bangkok Yang Terkenal

1. Judulnya menarik

Dengan judul yang menarik, seorang condong ingin ketahui isi yang berada di dalam tulisan itu. Apa tulisan saya juga mengaplikasikan teori ini? Hingga beberapa orang yang ingin tahu serta ingin membacanya. Ini point yang ingin saya kenali.

2. Idenya menarik serta sesuai dengan 

Inspirasi atau ide dalam satu tulisan adalah hal yang benar-benar juga penting, untuk penulis semestinya dapat mengepaknya sampai jadi serangkaian narasi yang indah serta mengundang perhatian pembaca, sudahkah ini saya kerjakan? Nah!

3. Didalamnya gampang dimengerti

Dengan menyediakan tulisan yang gampang diolah serta dapat dimengerti beberapa orang dengan topik apa saja, tentu tulisan itu akan laris. Ini yang penting saya ukur, lho.

4. Infonya baru atau unik

Seringkali kita ingin ketahui informasi paling baru dari satu insiden, atau info unik yang berada di seputar kita tapi tidak pernah terpampang. Mampukah saya mendatangkannya? Selama ini belum rasa-rasanya.

Hasil dari penilaian saya sendiri, walau beberapa teori menulis sempat saya baca, masih tidak dapat menaklukkan latihan serta pengalaman. 

Berapa seringkali kita menulis, berapakah jumlah artikel yang sudah dibuat, tipe tulisan apakah yang sudah dibikin, semua adalah proses yang perlu ditempuh untuk dapat jadi penulis yang andal.

Rupanya, unsur pendukung lain yang harus juga jadi perhatian ialah ada hubungan kita dengan penulis lainnya. 

Dari sana akan bisa dibaca bagaimana kita menyikapi satu tanggapan, menjawab kritikan atau berpendapat menjaga opini. Nah, langkah saya memperlihatkan hal tersebut jadi alasan , lho buat lainnya.

Jadi, bila ingin jadi penulis yang baik serta tulisan kita mendapatkan tempat di hati pembaca, kecuali teori menulis yang perlu kita ketahui, jumlahnya latihan atau pengalaman yang sudah kita kerjakan, hubungan kita yang lain. Sudahkah hal tersebut ada di kita? Masih ingin jadi penulis?

Eits! Ini hasil penilaian saya sendiri, ya, jika berguna bisa kok diaplikasikan. Tetapi, bila kurang sudi minta diacuhkan. Terima kasih, minta maaf serta...
Share:

Genre Tulisan | Memaknai Masa Lalu melalui Recount





Pemikiran terlontar ke waktu yang lalu? Waktu spesifik, waktu yang tidak terlewatkan? Sah-sah saja, selama tidak mengganggu hidup sekarang serta mendatang.

Kembali kenang waktu dulu memang bergantung mood. Orang terkadang berjalan di jalan ekstrim dimana tidak perduli dengan waktu dulu. Waktu lalu biarkan berlalu, kira saja angin kemarin. Tuturnya.

Tetapi, seorang dapat juga terdiam di titik ektrim yang berseberangan. Bukan hanya terusik, dan juga terbelenggu waktu dulu.

Rekanan Kompasianer pasti punyai langkah tertentu dalam menanggapi waktu dulu. Bila terlanjur ada di satu dari dua kutub ekstrim seperti di atas, tidak semestinya begitu lama dalam ketidakpedulian atau sebaliknya dalam keterbelengguan. "Experience is the best teacher." Begitu bernilai bila pengalaman berlalu demikian saja, tanpa ada animo serta gestur.

Salah satunya menghargai apakah yang sempat kita alami ialah memaknainya. Dari demikian langkah memaknai waktu dulu dengan mengekspresikannya berbentuk tulisan. Serta dari beberapa macam tulisan, yang sangat pas untuk memaknai momen yang telah berlalu ialah narasi lagi (recount).

Recount adalah tulisan yang bercerita kembali lagi momen yang telah berlalu dengan apa yang ada, tanpa ada buatan. Ada tiga jenis tulisan narasi lagi ini. Pertama, narasi perseorangan, dapat diri sendiri atau seseorang (personal recount). Ke-2, narasi hidup seorang tokoh penting sebab karya serta jasanya buat sama-sama, seperti biografi serta autobiografi (biographical serta autobiographical recount). Serta ke-3 narasi tokoh riwayat atau momen bersejarah yang berperan pada perkembangan situasi (historical recount).

Yang akan saya tegaskan dalam tulisan ini ialah recount tipe pertama, yakni: personal recount. Sekaligus juga kita akan belajar dari Rekanan Kompasianer Senior Tjiptadinata Effendi melalui artikel recount-nya yang tampil mulai 19 Juni 2020 jam 05:00. 

Bagaimana menulis pengalaman berbentuk recount?

Pertama, kita bikin tujuan supaya pembaca tulisan kita mengenali siapa subyek yang terjebak dalam momen, apakah yang berlangsung serta dimana dan kapan momen itu berlangsung. 

Kita belajar dari Artikel Pak Tjip yang berjudul: Tehnologi Mengakibatkan Dunia Cuma Sejauh Jari Tangan

Pak Tjip menulis mengenai pengalamannya sendiri dalam hadiri gelar buku. Kalaulah disebutkan nama seorang kecuali Pak Tjip sendiri, orang itu yang mengakibatkan Pak Tjip alami momen, bukan untuk tokoh penting.

Tahun 2003 Saya bisa pesan dari bu Chandra -Editor PT Elekmedia Komputindo di Jakarta, yang didalamnya :"Pak Effendi, lagi ada dimana?" Serta saya jawab, lagi ada di Makasar, sebab akan pimpin Lokakarya teknik pengobatan alami.

Rupanya bersamaan saatnya Gramedia akan mengadakan Gelar buku di Gramedia Makasar Serta saya diharap bu Chandra supaya siap ada di waktu gelar buku itu, sebab dari sana ada buku-buku saya yang diedarkan oleh Elekmedia turut dipamerkan.

Tentunya saya menyetujui dengan suka hati, sebab kebetulan acara diselenggarakan malam hari serta saya tidak ada acara malam itu. 

Kecuali nama subyek (Effendi, panggilan lain dari Tjiptadinata Effendi) serta nama moment, lewat tiga paragraf tujuan di atas, Pak Tjip memberitahukan pembaca jika acara gelar buku itu berlangsung 17 tahun yang lalu persisnya tahun 2003 di kota Makasar.

Ke-2, kita katakan dengan cara detil serta urutkan momen satu ke momen yang lain (timeline). 

Memahami Jenis Ayam Bangkok Yang Terkenal

Dalam ceritanya, Pak Tjip membagi ceritanya di dalam tiga momen penting: tahun 2003, 2017 serta 2020.

Momen 2003 dikisahkan dalam 3 paragraf, yang semasing bercerita satu sub momen.

Dalam peluang itu, saya diharap untuk menerangkan mengenai apakah yang dimaksud dengan meditasi serta apa faedahnya, dan sekaligus juga memperagakannya.

Selesai menerangkan, saya diserang beberapa konsumen buku untuk diharap tanda-tangan.

Serta dengan suka hati saya layani semua sampai usai,supaya jangan ada yang pulang dengan sedih, sebab buku yang telah dibeli tidak memperoleh tanda-tangan saya. Kemudian saya telah lupakan mengenai insiden ini, sebab seringkali berlangsung.

Lewat tiga pararaf di atas, Pak Tjip menyampaikan 3 sub momen yang dirasakannya: menerangkan meditasi (paragraf pertama); diserang konsumen buku (paragraf kedua); serta tanda-tangani buku yang telah dibeli konsumen (paragraf ke-3).

Momen 2017 diberikan dalam 2 paragraf yang bercerita pertemuannya dengan Pak Dwi yang akui salah seorang fan yang menggempur serta minta Pak Tjip tanda-tangani buku yang telah dibelinya.

2017 Bertemu Salah Seorang dari Peminat Buku Saya di Perth

Dalam seminar The Secret of Alamiah Walking, yang diadakan di Joondalup Library, ada seputar 120 orang dari beberapa penjuru dunia.

Salah seorang dari Perserta, ialah pak Dwi (nama sebenarnya) yang dahulu bekerja di Makasar. Tiba menyalami saya serta menjelaskan, "Kemungkinan pak Effendi, telah lupa, 14 tahun kemarin, saya meminta tanda-tangan bapak, pada saat gelar buku di Gramedia Makasar. Baru sekarang kita bertemu di Australia."

Momen 2020 dikisahkan lebih detil dengan tanggal serta bulannya.

15 Juni 2020 Bertemu di Acara Alamiah Walking Dengan cara Virtual

Ambil tempat di Unit Apartemen lantai 3 di Filburn, Scarborough, saya serta istri turut dalam pekerjaan latih diri The Secret of Alamiah Walking.

Persertanya dari beberapa tempat, diantaranya dari Medan, Jakarta, Sydney, serta di Perth. Semua peserta bisa sama-sama menegur serta bisa dilihat melalui pesawat tv, sebab di sharekan dari sana.

Mendadak ada panggilan dari seorang pria, yang rupanya ialah pak Dwi yang pertama-tama saya temui di Makasar di tahun 2003 dan tahun 2017 berjumpa di acara The Secret of Alamiah Walking di Joondalup Library serta sekarang berjumpa dengan cara virtual di acaara yang sama.

Lewat 3 paragraf di atas, Pak Tjip sampaikan satu momen yang sangat membuat berkesan, yakni pertemuannya dengan Pak Dwi untuk kali ke-3 meskipun dengan cara virtual. 

Menurut pengartian saya, kesan-kesan dalam itu yang memberikan inspirasi serta gerakkan Pak Tjip untuk menulis recountnya "Tehnologi Mengakibatkan Dunia Cuma Sejauh Jari Tangan."

Ke-3, kita mengakhiri narasi pengalaman kita dengan reorientasi. Yakni beberapa kata penutup yang didalamnya sampaikan kesan-kesan penulis, pesan kepribadian atau pelajaran yang dapat diambil dari narasi yang dirasakannya.
Share:

Menulis Itu Ribet, Iya Kan?



Beberapa orang mempunyai keinginan untuk tuangkan inspirasi serta pemikiran berbentuk tulisan. Tetapi sering saat baru mengawali beberapa paragraf atau kalimat, otak berasa berat serta keinginan itu juga hilang saat itu juga. 

Umpatan seperti, duh depresi, kok jadi malas gini ya, kalimatnya kok gak menyambung?, Kok tulisannya ngalur kidul, kok inspirasi yang ingin dicatat mendadak hilang?

Wajar jika beberapa kata di atas terucap saat otak berasa statis saat menulis sebab tidak kesemua orang terlatih tuangkan inspirasi serta pemikiran lewat tulisan. Apa menulis itu sesulit serta seribet itu?

Tiap orang mempunyai kekuatan saat menulis sebab semenjak kecil juga kita telah dilatih untuk menulis. 

Masih peringatkan saat orangtua atau guru memerintah menulis nama kita dalam selembar kertas saat kecil? Awalannya berasa susah tetapi saat dicoba berkali-kali, rupanya dapat serta tidak sesulit yang dipikirkan. Pokoknya ada 2 yakni latihan serta usaha.

Tanpa ada latihan, tulisan kita seperti layangan terlepas. Terbang ke sana kesini tanpa satu kendali yang erat. Makin seringkali orang tuliskan idenya tanpa ada diakui dia akan mendapatkan ciri-ciri tertentu yang tercantum pada tulisannya. 

Misalnya style tulisan saya pasti tidak sama dengan style tulisan seseorang. Langkah pemakaian tuturnya akan tidak sama. Saya semakin pilih memakai bahasa yang resmi serta sesuai dengan EYD sedang penulis lain semakin nyaman dalam bahasa enjoy serta tidak mengaplikasikan EYD. 

Usaha jadi kunci. Tulisan akan usai bila kita telah memberi waktu serta perhatian kita semasa proses tulisan itu. 

Misalnya saya ingin membuat tulisan di Kompasiana di atas 1.000 kata. Mendadak baru menulis 150 kata, pemikiran berasa jemu. Saya juga stop serta meneruskan esok 150 kata lagi sampai pada hari ke 7 tulisan yang diharapkan usai serta rupanya lebih dari pada 1.000 kata.

Memahami Jenis Ayam Bangkok Yang Terkenal

Kuncinya niatkan hati untuk selalu menulis walau ini hari cuma dapat menulis sedikit tetapi kita masih berupaya untuk mengakhiri pasti tulisan akan selesai walau memerlukan waktu semakin panjang.

Banyak masalah dimana mahasiswa alami stres sebab skripsinya tidak selesai walau telah beberapa bulan atau sekian tahun tidak usai. Faktanya satu inspirasi buntet saat akan menulis. Walau sebenarnya bila diniatkan menulis cuma 2 lembar /hari semestinya 3- 4 bulan telah selesai (di luar bila ada revisian dosen)

Ada fakta spesial kenapa menulis itu berkesan repot.

Pertama, calon penulis telah berekspektasi semakin pada tulisannya. Ini seringkali berlangsung saat kita akan tuangkan inspirasi lewat tulisan. 

Misalnya kita akan mengawali tulisan di Kompasiana. Hal pertama yang ada ialah keinginan akan terdapat beberapa pembaca, memperoleh tanggapan positif, memperoleh merek pilihan atau artikel penting dan lain-lain.

Belum menulis tetapi beban sang penulis berasa berat pada akhirnya tulisan jadi statis atau saat baru menulis beberapa paragraf langsung dihapus sebab menganggap tulisan tidak memperoleh hasil sesuai dengan ekspetasinya.

Ke-2, pilih tema yang begitu berat. Buat penulis pemula semestinya hindari tema yang begitu berat atau belum begitu dikuasainya. 

Misalnya penulis A mempunyai keinginan ingin menulis tema pergolakan politik di tanah air. Walau sebenarnya kesehariannya dia jarang-jarang memperbaharui info mengenai situasi politik tanah air atau informasi yang didapatkan mengenai politik datang dari dialog dengan rekan sejawat. 

Automatis saat akan menulis, dia akan memulai kebimbangan sebab info yang ingin diberikan tidak masak sebab tema yang diangkat tidak dikendalikan.

Ke-3, begitu meribetkan data untuk pendukung tulisan. Data atau rujukan dalam tulisan memang penting. Adanya data atau rujukan yang benar akan membuat tulisan jadi memiliki bobot, bisa dipertanggungjawabkan dan informatif.

Masalahnya jika anda seorang penulis pemula tetapi ingin membuat tulisan penuh akan data-data simpatisan. Ini yang membuat otak berasa capek sebelum kita mengawali satu tulisan.

Misalnya saya ingin menulis mengenai kemampuan militer di Indonesia. Saya selanjutnya cari info berapa besar budget militer, berapa kuat alutsista yang dipunyai tentara kita, jumlah pasukan yang ada dan lain-lain. Walau sebenarnya ini kali pertamanya saya coba menulis dalam suatu artikel. Akhirnya data yang didapatkan belum tercukupi tetapi kemauan menulis telah hilang.
Share:

Mancing Itu Manis dan Bau Amis




Hoby kok mancing? mancing pekerjaan pemalas buang buang uang? mancing tidak baik untuk kesehatan? serta ada banyak lagi kalimat kalimat yang seringkali kita dengar dari warga yang tidak senang mancing, tidak salah serta tidak betul beberapa kata itu bergantung kita melihat dari bagian mana kita memandangnya serta bergantung bagaimanakah cara menyikapinya. jadi buat beberapa angler yang dikatain semacam itu jangan geram ya.... sabar saja serta doa kan mereka satu waktu menyenangi dunia mancing.

tidak ada habisnya jika bicara dunia mancing, dunia yang terkadang berasa aneh ikhlas tempuh beberapa ratus km untuk memperoleh satu sasaran strike di tempat ikan, ikhlas keluarkan uang juta-an rupiah untuk demi perlenglengkapan macing, atau mengkoleksi joran-joran tradisionil dinusantara ini yang benar-benar populer dengan joran tradisionilnya seperti joran bambu petung, joran bambu kirisik (cendani), joran pelepah aren, joran kayu nibung, joran bambu tamiang serta joran kayu bana dan ada banyak lagi joran tradisionil dinusantara ini yang tidak kalah hebatnya. ditengah-tengah perkembangan zaman serta tehnologi bawa efek yang mengagumkan pada perilaku warga dalam perilaku ketetapan pembelian salam satunya penyeleksian joran, joran-joran tradisionil mulai tersingkir serta beberapa pengrajin joran mulai berkurang karena tidak dapat berkompetisi dengan joran-joran modern pada harga yang relatif tambah murah dengan kualitas yang baik. tentu saja ini jadi pekerjaan pemerintah bagaimana beberapa pengrajin joran dapat bertahan dengan tingkatkan kualitas serta harga yang ekonomis...... maaf jadi narasi ekonomi mikro kaya petinggi saja ni
dahulu saya beli joran berprinsip mana yang mereknya populer serta harga mahal itu joran paling baik, tanpa ada pikirkan peranan, manfaat serta keperluan joran semacam apa yang perlu dipunyai tapi seiring waktu berjalan skema ketetapan dalam pilih joran beralih jika pilih joran ialah sesuai peranan serta keperluan dan yang penting buget yang dipunyai janganlah sampai untuk hoby mengobankan anggran didapur.... minta maaf sharing ni penulisnya. makin lama saya mendami mancing makin mengenali untuk apa saya mancing, dulu saya mancing untuk mata pencarian serta koleksi piala buat dipamerkan di rumah atau buat di unggah dimedia sosial keliling tanah jawa tiap ada perlombaan mancing saya memburu hadiah serta jati diri seorang pemicu minta maaf bukan sombong telah berapa penghargaan saya bisa dari memenangkan lomba mancing terutamanya galatama.

Saat ini telah beralih sudut pandang saya memancing bukan lagi mata pencarian atau memburu prestige dari satu kejuaran memancing buat saya ialah seni serta kesenangan batin melepas kejenuhan dengan kegiatan rutin, begitupula dengan beberapa alat mancing back to basik dengan memakai joran-joran tradisionil seperi joran kirisik serta joran waregu selain memilki estetika yang tinggi mempunyai karakter yang tidak dipunyai joran-joran modern sama dengan berat yang relatif mudah, kelenturan, serta power yang benar-benar baik dan yang sangat saya senang ialah waktu menggenggam line divari hingga berasa waktu hentakan ikan waktu umpan disambar, walau sekarang ini banyak joran joran tradisionil yang diubah moden seperti menggunkan reelseat serta reel rod tapi saya semakin senang memakai penggolong manual nampak semakin berkualitas. jika ada yang bertanya bangaimana langkah pilih joran tradisionil yang baik sebetulnya benar-benar gampang serta tidak relatif susah.

dokpri 1. untuk joran kirisik atau cendani (lajur) spesial dijawa barat semakin suka memakai kirisik lajur dari pangkal sampai ujung kirisik, tapi dijawa tengah serta jawa timur umumnya cuma hanya jadi gagang saja walau ada pula yang memakai lajuran. jika disaksikan dari warna mencari yang warnanya coklat jelas jangan coklat gelap umumnya jika coklat telah ada prose perkembangan warna umumnya pengrajin menggunkan sabun jawil yang dioles-oleskan kebatang 2-3 hari hingga warna menjadi coklat tua, yang ke-2 umumnya tangkai kirisik digoreng dengan oli sisa hasilnya membuahkan warnal coklat dekati hitam...... sssss jangan bilang-bilang rahasia dapur beberapa pengrajin buat kita saja pengetahuan ini.

2. utuk joran waregu memang joran ini lagi booming dulu belum sangat banyak dicari saat ini telah jadi keperluan penting buat beberapa pencinta joran tradisionil. kemampuan, kelenturan serta keelokan salah satu joran ini banyak dicari, walau benar-benar sulit khususnya joran panjang 150 cm ke atas umumnya dipasaran kuarang dari 135 cm panjangnya disampaing bahan yang susah sebab joran 135 cm itu jika kualitas 1 dibuat dari tangkai waregu 2.5 m atau umur 6-7 tahun ditambah lagi yang ukuran 180 cm, dan prose proses pengerjaan yang lama sebab umumnya joran waregu yang bagus memakai tehnik multy filamen menggabagunkan beberapa lembar papan tipis waregu jadi satu lalu dibuat joran berikut fakta kenapa joran waregu untuk detail spesifik relatif mahal.

demikian dahulu.... minta maaf bukan mengajarkan buat beberapa empu saya share sedikit pengetahuan
Share:

Menghapus Artikel karena Tidak Laku, Apakah Tepat?




Di Kompasiana, beberapa macam serta kelompok artikel yang disiarkan oleh kers.

Dari demikian beberapa artikel yang disiarkan, kemungkinan kers sempat meniadakan artikel sendiri atau artikelnya dihapus faksi K. Jika saya pribadi pernah merasakan kedua-duanya, tetapi seringkali meniadakan artikel sebab kehendak sendiri.

Saya putuskan untuk meniadakan artikel-artikel, sebab awal-awal saya ngompasiana ada banyak kata yang menghancurkan serta asal catat. Serta diawalnya Juni saya meniadakan artikel puisi, sebab alami ketidakadilan dari faksi K. Artikel yang telah dicap pilihan, dapat jadi gagal merek pilihan. Serta itu praduga saya semata-mata, bagaimana juga faksi K yang memiliki hak atas penetapan merek pada artikel yang telah disiarkan, saat faksi K salah dalam pemberian label, ya mereka gagalkan merek itu. Serta dengan emosional saya hapus artikel puisi itu.

Serta artikel-artikel yang saya hapus itu artikel yang menurut saya tidak harus berada di basis website K, serta sebetulnya ada banyak yang ingin saya hapus. Tetapi saya tidak ingin menyesal serta pilih biarkan itu ada, sebab saya mengetahui tulisan itu jadi jejak awal saya menulis puisi. Saya juga tidak malu atas puisi-puisi yang telah disiarkan walaupun puisi awal saya menulis di K benar-benar amburadul, kemungkinan puisi yang saat ini juga belum juga optimal penulisannya.

Beberapa waktu lalu, pagi tanggal 6 Juni 2020. Saya lihat artikel paling baru dari masyarakat Kompasiana, serta account beliau cukup ramah dengan saya.

Adakah yang tidak ramah?

Benar-benar banyak, hhaha. Maaf ini cuma iklan tidak berbayar

Kembali pada poin mengenai meniadakan artikel sebab tidak laris.

Artikel paling baru kers barusan, saya berikan rate serta seingat saya telah ada yang berikan rate terlebih dulu sebelum saya. Artikel itu mengenai makanan. Selang beberapa saat, kers barusan telah menyiarkan artikel yang baru. Serta saya berikan rate lagi, serta entahlah kenapa terklik profile beliau. Serta artikel awalnya yang disiarkan serta saya berikan rate telah hilang dari account beliau.

Jika tidak dihapus admin, ya dihapus kers tersebut. Serta saat saya berikan rate di posting yang paling baru beliau, saya beranikan tanggapan serta menanyakan, artikel awalnya dihapus ya pak? Beberapa waktu berlalu, tanggapan saya juga dibalas. Kers itu menjawab, jika artikelnya dihapus sebab TIDAK LAKU.

Dalam hati, saya bertanya-tanya apa yang disebut dengan tidak laris?

Memahami Jenis Ayam Bangkok Yang Terkenal

1. Apa sepi pembaca?

2. Apa minim yang berikan rate?

3. Apa sebab tidak ada yang tanggapan ?

4. Apa artikel itu tidak dicap pilihan oleh admin K serta kehilangan kesempatan jadi artikel penting

5. Atau sama dengan cerita saya barusan

Entahlah. Saya tidak dapat menduga-duga serta berprasangka jelek pada beliau, karena yang mengetahui jawaban tentunya ialah kers itu. Sebab saya juga sempat meniadakan artikel yang telah disiarkan.

Tidaklah sampai disana, tanggal 7 Juni 2020 pas jam 15:25 WIB. Saya tanpa ada menyengaja lihat salah satunya posting artikel kers yang cukup merayu buat saya memberi komentar. Kira-kira artikel itu menanyakan mengenai artikel kita karunia atau mungkin tidak? Serta memberi beberapa poin untuk menguraikan artikel yang karunia serta tidak semacam apa?

Serta saya memberi tanggapan dengan sampaikan pendapat, jika opini beliau yang telah diterangkan dalam artikel tidak dapat jadi dasar dari keberkahan satu artikel. Lalu beliau (kers) memberi balasan dengan menulis jika bukan tujuannya tidak karunia (bencana) tetapi beberapa poin barusan semakin pada artikel yang TIDAK LAKU.

Yang saya ketahui isi dari artikel kers itu, arti dari artikel yang tidak laris ialah:

1. Keterbacaan kurang dari 100

2. Pengunjung artikel kurang dari 2

3. Tanggapan pada artikel tidak ramai

Serta yang mengagetkan buat saya, pada tanggal 9 Juni 2020 saya membaca salah satunya tanggapan di posting artikel puisi kers. Tanggapan itu kurang lebih semacam ini: mudah-mudahan merek agar laris, satu jam selanjutnya ada lagi tanggapan jika jika tidak merek akan dihapus. 

Buat kers itu, ARTIKEL yang diberi LABEL oleh admin K, baru digolongkan LAKU. Walaupun keterbacaannya minim sekalinya. Apa bermakna tiap artikel yang akan dipertahankan dalam account kers itu sebaiknya yang memperoleh LABEL? Entahlah, saya tidak dapat tahu.

Sedikit menggelitik bukan, bila tiap tulisan yang akan disiarkan harus diberi LABEL. Jika tidak, tulisan yang telah dicatat serta disiarkan akan dihapus serta dibuang (percuma). Tidakkah itu motivasi yang salah dalam menyiarkan artikel (tulisan).

Dari ini, dapat disebutkan artikel yang TIDAK LAKU mempunyai defenisi tertentu buat tiap kers.

Sebagai pertanyaannya ialah:

Meniadakan artikel sebab tidak laris, apa pas?

Buat saya pribadi, meniadakan artikel sebab tidak laris ialah aksi yang kurang pas. Walaupun saya sendiri sempat melakukan.

Serta betul jika tidak ada larangan baku di basis website K, tidak dapat meniadakan artikel yang telah disiarkan. Jadi aksi itu dapat dilaksanakan masyarakat Kompasiana (kers), serta hal itu boleh-boleh saja.

Walaupun begitu, saya mengetahui jika tiap kata yang sudah dipersembahkan dalam satu tulisan mempunyai arti tertentu. Serta lagi, tulisan yang sudah ada adalah jejak perjalanan dari kurva hidup sang penulis tersebut.

Pinjam kalimatnya bu Putri Dewi, salah satunya masyarakat Kompasiana. Jika menulis ialah jiwa yang bertumbuh serta saya sama pendapat dengan itu. Beberapa kata dalam tulisan kita adalah sisi serta cerminan jiwa kita.

Jadi saat kita atau kers meniadakan artikel yang telah disiarkan serta itu karena artikel itu tidak laris, tidakkah kita atau kers telah menyobek menusuk tulisan kita sendiri serta menempatkan tulisan kita ke ruangan kosong yang hampa.
Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post

Bojangles sausage egg and also cheese biscuit

 Popeyes Popeyes sausage egg and also cheese biscuit Popeyes sausage egg and also cheese biscuit Appeal, it is 5 in the early morning. I'...

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support